Umat Islam Harus Jaga Tradisi Bermusyawarah

Dalam hidup masalah dan perbedaan pasti selalu ada. Sebab itu umat Islam diharapkan untuk menjaga tradisi musyawarah (syura) dalam lingkup kehidupan di negeri ini yang selalu dihiasi dengan perbedaan-perbedaan pendapat, khususnya terkait dengan masalah-masalah khilafiyah, atau perbedaan pendapat dalam masalah fikih.

Demikian disampaikan Pimpinan Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad, saat menyampaikan pengarahannya di hadapan peserta Rapat Majelis Syura dan Sidang Pleno Hidayatullah di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (05/12/2012).

“Ruhnya umat Islam adalah musyawarah, ini juga yang menjadi ruh di Hidayatullah. Masalah furu'iyah tidak relevan lagi untuk kita pertentangkan. Prinsipnya kita ber-Hidayatullah itu untuk berkepemimpinan membangun sistem imamah jama'ah dalam rangka untuk ittiba' kepada Rasulullah,” jelas Ustadz Rahman, demikian ia akrab disapa.

Ia menegaskan, di dalam Islam tidak boleh ada perbedaan ushul (pokok), namun jika kemudian ada perbedaan dalam masalah furu'iyah (cabang) pun tak perlu dibesarkan. Ushul, jelas beliau, merupakan ajaran Islam yang prinsip lagi mendasar. Kaum Muslimin wajib patuh dan sepakat dalam hal ini. Sebab perbedaan dalam ushul adalah penyimpangan mengantar pada kesesatan, tegasnya.


Segala masalah dan persoalan yang muncul jika dimusyawarahkan akan mendapatkan solusi terbaik. Namun, terangnya, musyawarah bukanlah tujuan, musyawarah hanyalah sarana untuk mendapatkan azzam yang kuat untuk melaksanakan sesuatu.

Kemudian, dengan itu akan muncul spirit untuk bekerja, spirit untuk jihad, spirit untuk berdakwah. Untuk berbuat yang terbaik dan maksimal untuk umat Islam.

Sementara Sekjen PP Hidayatullah Abu A’la Abdullah mengatakan dalam pertemuan tersebut musyawarah yang berlangsung adalah pertemuan sidang pleno, rapat dewan syura, dan sebagainya. Tapi, lanjutnya, dalam esensi pergerakan Hidayatullah musyawarah bukanlah demokrasi.

“Musyawarah kita adalah dalam rangka menyampaikan ide, gagasan, dan pikiran barulah nanti disimpulkan oleh pimpinan. Dari musyawarah itu akan berlangsung proses pencerahan,” ujarnya.

Hidayatullah menggelar acara rapat Mejelis Syura dan Rapat Pleno Hidayatullah dengan mengusung tema "Satukan Tekad Membangun Peradaban Islam" berlangsung selama 4 hari (05 s/d 08) di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat.*

Foto: Tampak pengurus pesantren Hidayatullah Manokwari sedang bermusyawarah